Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

satu cinta cinta pertama



Sore ini aku duduk ditemani secangkir susu coklat. Memandang senja yang kian elok memancarkan sinarnya. Tak terasa burung burung pulang dari pencarian mencari makan untuk hari ini. Entah mereka membawa sebungkus makanan untuk disimpan sok hari atau tidak, ahh kurasa aku tak perlu ambil pusing perkara burung burung itu.


"Brukk...!" suara kursi jatuh dan kemudian beberapa teriakan orang orang bersautan.
"Bangun,tak apa apa, jangan menangis" .
Kejadian itu memaksakku untuk menengok ke samping. Seorang anak laki laki kecil yang terjatuh tadi bangun dan berlari mengejar bola berwana kuning. Tak nampak raut wajah kesakitan. Malahan deretan gigi yang hanya ada 6 berjejer dimulutnya yang mungil. Tubuh gempalnya berlari mengikuti bola, sesekali terjatuh, kemudian bangun, tapi tendangannya tetap kuat seperti biasa.

Anak kecil itu menoleh ke arahku, berlari menghampiriku.
"nda.. Dudu..!! " katanya , bola matanya bergerak jenaka.
Aku tau maksudnya dia haus rupanya . Aku menyerahkan botol susu , menyeka keringatnya. Kuangkat tubuh mungilnya, sudah lebih berat dari minggu lalu rupanya.
Tak perlu waktu lama isi botol susu yang kuserahkan tadi ludes habis. Bahkan aku yakin setetes pun tak tersisa.
Dia meronta ingin turun, tapi tak kubiarkan, kupengangi lebih kuat. Semakin dia meronta semakin kuat pula kekuatannya. Aku susah payah menahannya. Tenaga bocah kecil ini luar biasa kuat. Tapi tetap saja aku yang menang.  Diiringi tangisnya kubawa dia masuk ke dalam rumah.
Ya.. Anak kecil bermata jenaka tadi putraku, putraku satu satunya. Namanya Rizky tapi biasa dipanggil kiky umurnya baru 1tahun.
Hari beranjak malam mengajakku untuk kembali menyibukkan diri dengan kegiatan malam seorang ibu, menidurkan anaknya, sebelum itu mencuci kaki dan tangan, dan mengganti baju sang anak. Merupakan tugas yang tak boleh terlewat.
Kalau bisa sih aku ingin melompati ritual sebelum tidur ini, tapi agaknya bukan perkara mudah.
Kalau anaknya manis saja sih aku tak keberatan. Ini beda rupanya seperti harus berduel dulu macam singa dengan rusa.Tak cukup 5 menit hanya untuk mencuci kaki tangannya, jadi kurang lebih aku membutuhkan waktu 15 menit untuk melakukan semua itu.

Kelihatannya hari ini cukup melelahkan bagi kiky, hanya dengan 1botol susu dia sudah terlelap, entah apa yang dimimpikannya.  Yang kutahu dia tidur nyenyak sekali.  Hmm tapi apakah anak sekecil ini sudah bermimpi ya..  Mungkin iya, tapi bisa juga tidak, toh aku sudah lupa rasanya jadi bayi.
Kurebahkan tubuhku disampingnya, tanganku sudah memegang sebuah buku, bukan buku fiksi , komik lebih tepatnya. Kubuka halaman demi halaman, sepertinya menyenangkan hidup dalam angan angan penulis ini. Rasanya tiap hari bersenang senang dengan teman,tak perlu berpusing pusing mengenai tak punya uang, persoalan yang dihadapi pun tak terlalu rumit, hanya sekedar lupa mengerjakan pr, bertengkar dengan teman, atau salah memilih potongan rambut.
Buka saja beberapa halaman kedepan, persoalan itu nampak baik baik saja dan selesai tanpa ada masalah yang akan timbul akibatnya. Soal cinta?? Kurasa disemua buku fiksa sama,meskipun bengenre rumitnya persoalan cinta pasti berakhir bahagia hanya dalam hitungan lembar. Sekali lagi ini itu angan angan sang penulis.

"uh..uh..uh" suara kecil itu membuyarkan lamunanku.

Kupandangi kiky, matanya terpejam tapi mulutnya terisak. Digoyangkannya badannya. Tangannya kesana kemari seperti mencari sesuatu. Kuambil botol susu disampingku, kuletakkan ditanggannya kemudian kubimbing masuk ke mulutnya. Dengan cepat kiky meminumnya, masih dengan mata terpejam tentunya. Kiky kembali tidur dengan botol susu masih dimulutnya.Kubiarkan saja seperti itu,kalau sudah kenyang pasti dilepaskannya.

Malam semakin larut, hening tanpa suara suara berisik orang berlalu lalang, Kulihat jam di handphone. Sudah jam 12 malam ternyata ,pantas udara tak lagi panas, dingin mulai menyeruak manja menggelayuti kulit seakan membelai dan mengusir rasa gerah. Kutarik selimut menutupi kaki.

Pandanganku tertuju pada bantal bantal disamping kiky tidur. Ku ambil dan kususun rapi di pojokan. Pasti tadi kiky yang membawa dari kamar depan. Di kasur yang cukup luas ini hanya ada aku dan kiky. Siapa lagi?? Tak ada selain kami berdua. Kalaupun bertiga pasti ibuku, tapi takkan lama karena kiky tak suka tidur dengan yang lain kecuali aku. Beda acara kalau aku ada keperluan lain.

Kalau menurut rumus keluarga kecil seharusnya ada ayah, ibu, dan malaikat kecil diantara keduanya. Tapi itu tak berlaku disini

Di kamar ini cuma ada seorang anak dan wanita berambut pendek yang menjadi ibu merangkap ayah bayangan. Ya memang aku seorang single parent, tapi aku lebih suka menyebut diriku single fighter. Terkesan lebih keren saja menurutku.

Kiky tak pernah mengenal sosok seorang ayah dari lahir, dari dalam kandungan lebih tepatnya. Oh tidak, kiky bukan anak yatim. Ayahnya belum meninggal, tapi meninggalkannya,bukan hanya kiky tapi kami.

Ingatanku melaju cepat kembali ke masa lalu kemasa dimana aku mengandung usia 7bulan. Aku masih aktif menjadi mahasiswi, aku bahkan belum bersuami. Kejadian itu terasa begitu cepat. Sekian bulan ku sembunyikan kehamilanku, tak ada yang tau, mungkin hanya aku,dia,TUHAN,dan malaikatNya.

Rahasia itu tersimpan begitu rapi. Terbungkus dalam benakku seperti ulat yang masih terbungkus kepompongnya. Laki laki itu meninggalkanku begitu tau aku menggandung. Mengandung anaknya tentu saja. Mengkhianati kata cinta yang telah kami sepakati. Seperti menaruh air dalam minyak panas, minyak itu meletup jika kena kulit sakit rasanya.sakit sekali kurasa. Kata orang putus cinta,dikhianati, ditinggalkan itu patah hati kiranya.
Tapi ini lebih dari sekedar patah hati kurasa. Saat dia meninggalkanku aku bukannya meronta mencarinya. Aku diam,aku terlalu sakit untuk menerimanya.

Bulan demi bulan berlalu,kesibukan kuliah membuatku lupa akan cinta itu. Persoalan selesai?? Tentu tidak, masalah besar masih menghadang. Ada denyut jantung yang berdetak begitu indah dalam rahimku. Detaknya begitu kuat, sampai sampai kulitku ikut bergoyang goyang mengikuti tingkahnya.

Selayaknya kata pepatah semua rahasia pasti terbongkar. Badanku yang mungil tentu tak dapat menutupi. Kubulatkan tekad mengakui semua kehadapan keluargaku. Seperti kebakaran jenggot waktu itu, aku dan laki laki itu menikah. Tetapi kami tak lantas tinggal bersama

Keluarganya menolak mentah mentah pernikahan ini. Ikatan suci perekat cinta ini hanya syarat. Syarat agar aib tidak meluas, syarat agar denyut nadi kecil itu tak perlu menanggung malu akibat perbuatan orang tuanya. Bahkan laki laki masih menjalani hari hari dengan status bujangannya,merekat kata cinta dengan bunga lain.menurutku tak perlu berlama lama membuka ingatan lama akan kisah itu. 

Toh setelah acara ijab dia tak pernah menghubungiku. Tapi tak masalah buatku aku sudah terbiasa hidup tanpa cinta. Hatiku sudah membeku, cinta yang kukira cinta sejati terpatahkan dengan mudah. Semudah memotong pepaya yang sudah ranum. Begitu mudah dan manis rasanya. 

Hari itu tiba, tanggal 16 juni, setelah cukup lama berjuang. Denyut nadi kecil itu berhenti. Berhenti berdetak dalam rahimku. Aku menangis, benar benar menangis air mataku tak berhenti mengalir. Seingatku Setelah beranjak remaja aku tak pernah menunjukan air mataku kepada orang lain. Kusimpan sendiri air mata dalam dekapan lirih. Ini bukan air mata duka, tiap butiran yang menetes membawa bahagia. Ya.. Denyut nadi itu telah menampakkan dirinya. Aku lihat sesuatu diambil dari dalam tubuhku. Awalnya sakit memang. Sakit luar biasa, nafasku sempat tersenggal senggal, hampir habis kurasa.

Tak lama terdengar suara tangisan. Melengking begitu indah,aku tak tahu perasaan apa ini. Tibatiba saja dadaku sesak, jantungku berdebar lebih cepat,perasaan bahagia itu dengan cepat menelusup ke sela sela hatiku. Campur aduk rasanya. Yang pasti bahagia. 

Kalau digambarkan seperti akan kencan pertama dengan idaman yang sudah 10th menolak. Aku tak tau rasanya karena tak pernah mengalaminya tapi mungkin seperti itu.

Aku sudah 5 kali pacaran, semua dilandasi cinta. Cinta pertamaku ketika aku smp, tapi tak lama cinta itu tak pernah terucap dari bibir, cinta dalam hati mungkin istilahnya, pacar pertamaku ketika aku baru kelas 1 sma. Entahlah ini cinta pertama,kedua atau ketiga. Aku tak tahu. Tapi rasanya sama saja. Tertawa bahagia waktu bersama,menangis dan saling menyalahkan waktu kenapa harus mengenalnya.

Pacar ke 4 ini agak istimewa rasanya, 1,5tahun bersama membuatku merasa menjadi manusia paling bahagia, tapi aku yakin itu yang dikatakan semua orang ketika jatuh cinta. Jadwal bertemu kami 2hari sabtu dan minggu. Meskipun tinggal berdekatan tapi kami tak mau mengganggu 1 sama lain. Hingga akhirnya kami putus dengan alasan sudah tak cocok, entah itu alasan klise atau memang begitu adanya. Setelah menyelesaikan pendidikan menjadi aparat negara kami jarang bertemu.mungkin inilah alasan sebenarnya. Kurang komunikasi.
Di jaman secanggih ini seharusnya alasan kurang komunikasi itu tidak logis. Bayangkan saja, tak perlu menunggu berhari hari hanya untuk menanyakan kabar atau meminta untuk bertemu. Cukup dengan hitungan menit dengan sms. Kalau ingin lebih cepat bisa telefon. Jaman sekarang siapa yang tak punya handphone.

Waktu berpisah aku merasakan rongga kosong dalam dadaku. Hari hariku tampak tak sempurna. Bahkan aku suka hujan. Hujan akan membuat orang mengurungkan niat untuk pergi. Hujan akan membuat orang duduk tenang didepan tv. Hujan akan mengantarkanku tidur menuju mimpi. Mimpi masih menggenggam tangannya. Sayangnya mimpi tak pernah bertahan lama. Mimpi tak bisa di ulang. Apalagi menskenariokan mimpi.

Mungkikah ini cinta pertama? Kata orang cinta pertama tak harus pacar pertama. Saat kau mendapatkan cinta pertama itu cinta yang akan kau ingat seumur hidupmu. Meskipun tak bersamanya tapi cinta yang begitu hebat itu kan terus bersemanyam hingga kau sadar bahwa itu bukan cinta pertamamu dan cinta yang sedang bertengger di singasana lubuk hati akan lengser tergantikan cinta baru. Gelarnya cinta sejati itu akan berganti ke cinta pendatang baru. Dan akan memudar bersama waktu. Ya.. Jawaban kapan kamu mendapatkan cinta pertama itu hanya waktu. 

Tak berapa lama aku menemukan cinta yang baru. Aku mulai membangun pondasi cinta yang kokoh. Tapi ternyata itu tak cukup kokoh, cinta lama itu begitu. Membayangi mimpi mimpiku. Seakan tak mau terganti. Cinta lama begitu membentengi tubuhnya agar tak tergantikan.

Aku gusar, hatiku tak cukup kuat untuk dua cinta. Logika ku gunakan. Kupatahkan sendiri cinta yang kebangun begitu kokoh, kukhianati sendiri dinding pelapisnya. Seakan mendapat dukungan cinta baru perlahan merangkak. Pelan pelan menggenggam pagar tahta dalam hatiku. Menguasainya.

Laki laki penguasa hati itu dia!! Dia yang telah pergi setelah 3tahun aku berjuang mengalahkan cinta lama. Dia patahkan begitu mudah. Dia pergi meninggalkan luka yang sangat dalam. Dia memilih wanita itu. Wanita lain yang tahu kekasihnya suami orang

Apa yang ditinggalkannya?? Sekeping kenangan? Kenangan 3tahun kebersamaan itu?? Kenangan itu telah terpendam. Terkubur oleh keegoisannya. Atas nama cinta laki laki itu menemaniku. Mengisi hari hariku. Mengukir indah mimpi bersama. Mimpi dan angan yang begitu sempurna. Aku ingat setiap melihat bayi kami akan mulai berandai andai. Anak kami kelak pasti lebih cantik, lebih ganteng. Tak perlu ditertawakan. Aku pikir semua pasangan pasti begitu.

Aku kembali membiarkan kepingan kepingan masa lalu menelisik ke dalam pikiran.
Seperti laci aku membuka setiap ruasnya. Mengingat kembali semua memori yang tersusun rapi. Ada kalanya aku ingin bagian bagian itu hilang menyisakan kenangan indah.
Tapi tidak bisa apalagi hidup ini terbangun dari kenangan. Kenangan itu akan terus membayangi,menunjukan jati diri kita sebelumnya. Mungkin saja kita lupa akan satu atau dua bagian. Tapi tidak dengan orang lain yang ikut andil. Toh biarkan saja begitu,bagiku kenangan buruk justru membuatku tersadar aku bukan manusia baik.

Pikiranku kembali mengingat bagian dimana tangisan kecil itu membuatku bahagia. Kebahagiaan seorang wanita sempurnya katanya. Aku menjadi IBU, ibu bagi makhluk kecil di ujung kakiku. 

Aku melihatnya , bayi itu ada didadaku. Aku merasakan. Aku merasakan detak jatungnya.. Dekat sekali. Aku bisa menyentuhnya. Air mataku tak habis begitu saja. Aku tak peduli orang orang mengerubutiku. Memberikan ucapan selamat. Jantungku berdegup kencang. Perasaan apa ini?? Aku pernah merasakannya. Tapi ini lebih hebat. Ini beda..

Aku tau ini rasanya orang jatuh cinta. Iya aku yakin aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku jatuh cinta pada bayi mungil ini. Ini cinta, aku yakin.

Hari hari berikutnya aku tak lagi sendiri. Tak lagi diam termanung menghitung berapa banyak semut yang berbaris mengangkut bangkai cicak. Hidupku berubah,aku tak bisa lagi tidur seenaknya. Setiap malam aku harus terbangun,belum lagi luka jahitan waktu kelahiran..
Aku tergopoh gopoh turun dari kasur,mengganti popoknya.

Aku tak sendiri ada orang tuaku yang membantu, bahkan ayahku tidur depan tv agar bisa mendengar kalau kalau bayinya menangis. Ibuku selalu siap menggendong bayi mungil ini. Meninabobokan hingga terpejam.

Semua tak semulus itu, ada kalanya aku lelah. Pernah suatu pagi, bayi itu menangis.. Menangis meraung raung, aku masih tidur. Rasanya ngantuk sekali. Semalaman bayi itu menangis. Tak terasa emosiku memuncak aku berteriak membentak, "diam" lalu terpejam lagi. Kubiarkan saja. Selang 5 detik bayi itu diam. Senyap.. Aku membuka mata menoleh mencari tahu. Takut terjadi apa apa. Bayi itu diam, diam bukan karena takut, bayi itu diam karena telah menggenggam bajuku..

Aku kaget luar biasa, kupandangi wajah kecilnya. Kucium pipi lembutnya. Kukatakan maaf, bayi itu tertawa. Manis sekali. Aku mencintainya. Sangat mencintainya.

1bulan tak terasa, syukuran kehadiran bayi mungil digelar. 2 Kambing sudah disembelih. Aqiqahan Begitulah cara orang Islam. Nama indah sudah tersemat di tubuh bayi itu. Rizky Arridho, ayahku yang memberinya nama. 

Itu bukan sembarang nama, ayahku memikirnyanya berhari hari, aku tak tahu pasti artinya, setahuku itu berarti rejeki yang diridhai, tapi kata ayah artinya lebih dari itu. Aku menurut saja, aku juga suka nama itu,aku memanggilnya kiky. 

Acara aqiqah berlangsung lancar, kiky digendong keluar oleh ayahku, dipotong rambutnya. Lantunan shalawat nabi mengiringinya. Aku menangis, menangis bahagia. 

Sudah menginjak 4 bulan usia kiky, badannya makin besar, sudah jarang menangis, sudah tambah pintar rupanya. Kiky sudah tengkurap. Hobinya menendang nendang udara. Diangkatnya kakinya keatas,digoyangkannya dengan kuat.Mungkin kiky bisa jadi pemain bola.

Tiap hari kuajarkan kiky hal baru, kukenalkan kepada dunia, kuperlihatkan bagaimana kupu menghisap sari bunga. Kuajak menelusuri tiap jengkal sekitar rumah. Mengamati bagaimana alam bekerja.
Aku tahu ini cinta, aku sudah jatuh cinta pada bayi mungil ini. Bayi yang akan tumbuh menjadi laki laki dewasa, laki laki yang akan menemukan cinta untuknya sendiri, dan tetap menyimpan sejuta cinta untukku.

Seperti pepatah lama cinta itu buta, itu benar adanya. Aku buta, tak hanya buta aku bahkan tuli dibuatnya. Semua kulakukan untuk laki lakiku ini, aku bisa bahagia melihatnya tersenyum, aku menangis tersedu sedu merasakan sakitnya, bahkan aku bisa marah besar melihatnya disakiti. Aku tak ingin dia terluka, bahkan dinginnya angin malam tak kubiarkan menyentuhnya. Kubalut kain hangat agar dia tak merasa dingin.

Makin hari perasaanku kepadanya semakin besar, tak pernah berkurang sedikitpun. Aku memanjakannya sangat menyayanginya. Bukan berarti aku tak pernah memarahinya. Sering malahan, bukan.. Aku bukan ibu kejam. Aku hanya ingin mengajarkan bahwa dia tak bisa semaunya sendiri.

Sekali lagi ini aku menemukan cinta pertamaku, tapi bukan sembarang cinta. Aku sudah mematenkannya ini CINTA PERTAMA , cinta selanjutnya yang akan dating hanya akan jadi cinta kedua ketiga dan seterusnya.

Laki laki yang seharusnya menjadi pemimpin kami itu tak usah ditanya kabarnya. Dia hanya datang sekali waktu kiky berumur satu minggu. Setelah itu tak ada kabarnya lagi. Aku memendam dalam perasaanku seiring memupuk cinta untuk putraku. Putraku yang telah merebut hati, pikiran, dan hari hariku. Putraku yang akan selalu kubanggakan yang takkan kulepas selamanya. Egois??? Tidak kurasa. Bukankah begitulah cara cinta bekerja. Datang tanpa alasan dan mempertahankannya untuk sejuta alasan.

Suara batuk ayahku yang terbangun membuyarkan lamumanku. Menyadarkanku kembali kedunia nyata, mengembalikanku ke alam sebenarnya dimana aku harus tidur sekarang. Aku cukup lelah hari ini. Aku harus menyiapkan tenaga untuk membuat kenangan kenangan untuk hari berikutnya. Mataku terpejam dan bermimpi Indah. Semoga saja.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar